Politik Identitas Etnis Batak Toba dalam Novel Bulan Lebam di Tepian Toba Karya Sihar Ramses Simatupang

Authors

  • Hendra - Sigalingging Pusat Studi Pengembangan Perdamaian dan Unit Humaniora Universitas Kristen Duta Wacana, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33603/deiksis.v7i1.2729

Abstract

Abstrak. Artikel ini merupakan hasil analisis politik identitas dalam konteks masyarakat Batak Toba. Objek kajian penelitian ini dikhususkan pada politik identitas etnis Batak dalam novel Bulan Lebam di Tepian Toba karya Sihar Ramses Simatupang. Penulis mengumpulkan data yang ada dalam novel lalu melakukan analisis isi dengan pendekatan identitas kultural Stuart Hall. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua konsep yang ditawarkan oleh Stuart Hall, yaitu representasi dan identitas etnis atau kultural. Dari pembahasan yang dilakukan, maka ada dua hasil penelitian ini. Pertama, representasi identitas etnis Batak dalam novel ini memiliki sisi esensialis. Novel ini merepresentasikan persoalan-persoalan yang hadir dalam kehadiran Pabrik kertas Indorayon di Tanah Batak. Tidak berhenti di situ saja, novel ini pun mengkonstruksi identitas Batak dengan menawarkan alternatif identitas etnis Batak yang lebih positif. Kedua, persoalan tanah dan konstruksi identitas etnis Batak yang dibangun oleh novel atau pengarangnya adalah identitas manusia Batak yang ajakan untuk kembali pada nilai-nilai tradisi Batak yang sudah ada. Hal ini ditambah dengan pengembangan pola pikir kritis yang dapat meningkatkan posisi tawar manusia Batak dalam menghadapi wacana Pabrik kertas. Selain itu, keterlibatan dalam bidang politik menjadi tawaran pengarang dalam politisasi identitas etnis Batak Toba agar dapat membentuk wacana bandingan berhadapan dengan wacana pabrik kertas.

 

Kata kunci: representasi, politik identitas, identitas etnis

Author Biography

Hendra - Sigalingging, Pusat Studi Pengembangan Perdamaian dan Unit Humaniora Universitas Kristen Duta Wacana

Pengajar Tetap di Universitas Kristen Duta Wacana dengan konsentrasi ilmu bahasa, budaya, dan Hak Asasi Manusia. Penulis mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Di kampus yang sama, penulis mendapatkan gelar Magister di Program Studi Ilmu Religi dan Budaya. Saat ini, penulis terlibat sebagai fasilitator dan peneliti di Pusat Studi Pengembangan Perdamaian dan peneliti di Unit Humaniora, Universitas Kristen Duta Wacana.

References

Barker, C. (2000). Cultural Studies, Theory, and Practice. London: Sage Publication

Hall, S. (1990). Identity : Community, Culture, Difference. Jonathan Rutherford (Ed). UK: Lawrence & Wishart.

_________. (1993). “Cultural Identity and Diasporaâ€, in P. Williams and L. Chrisman (Ed) Colonial Discourse and Post-colonial Theory. London: Harvester Wheatsheaf.

_________. (1996). “New Etnicities†in D Morley and D.K. Chen (ed). Stuart Hall.London: Routledge.

Klenden, I. (2004). Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan.Jakarta: Grafiti

Manalu, D. (2009). Gerakan Sosial dan Perubahan Kebijakan Publik: Studi Kasus Gerakan Perlawanan Masyarakat Batak VS PT. Indorayon Utama di Sumatera Utara.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Bekerja sama dengan Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat.

Neuendorf, K.A. (2002). The Content Analysis Guidebook. London : Sage

Procter, J. (2004). Stuart Hall. London: Routledge

Simatupang, S. R. (2009). Bulan Lebam di Tepian Toba. Jakarta : Kakilangit Kencana.

Published

2020-04-08

Citation Check