RETURN OF STATE FINANCIAL LOSSES IN THE FORM OF COMPENSATION PAYMENTS BY CONVICTED CORRUPTION OFFENDERS

Penulis

  • Tedy Subrata University of Dharma Indonesia
  • Markuat Markuat University of Dharma Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33603/responsif.v16i1.9853

Kata Kunci:

State Loss, Corruption, Financial Losses

Abstrak

This research aims to understand the legal policies regarding the restitution of state financial losses in the form of monetary compensation by convicted corruption offenders and to identify the efforts made by police investigators in addressing the challenges of recovering state financial losses in the form of monetary compensation by convicted corruption offenders. The method used in this research is qualitative, with a primary approach of normative juridical and supporting approaches of empirical juridical. The data sources used in this research were obtained from secondary data as the primary data and from primary data as the supporting data. Furthermore, the data were subsequently processed using qualitative methods. The research findings reveal that the classification of corruption crime penalties and fines has been regulated by Law No. 31 of 1999 concerning the Eradication of Corruption Crimes, which has since been amended by Law No. 20 of 2001. The amount of restitution and compensation is at most equal to the value of the assets obtained from the act of corruption. If the substitute money is not paid, the offender will be punished with additional fines that do not exceed the maximum limit of the principal penalty. Therefore, the compensation for the loss of the national currency is not optimal. The amount of compensation for state losses needs to be linked with the implementation of restitution and compensation for the assets/wealth of the perpetrators. The Asset Recovery Law needs to be established as a legal framework for the recovery of assets from corruption proceeds.

Referensi

Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, PT. Pradnya Paramta, 1997

Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 1996

Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP (Rineka Cipta: Jakarta, 1996)

Bunga rampai 9 (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987)

AS Hornby, Oxford Advance Learner’s Dictionary of Current English, 1984

Ali Yafie, Ahkad Sukaraja, Muhammad Amin Suma, dkk

Bambang Sutiyoso & Sri Hastuti Puspitasari. (2005). Aspek-Aspek Perkembangan Kekuasaan Kehakiman di Indonesia. Yogyakarta: UII Press

Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, 2003

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 2003

Djoko Prakoso dan Agus Imunarso, 1987. Hak Asasi Tersangka dan Peranan Psikologi dalam Konteks KUHAP. Bina Aksara, Jakarta

Djoko Prakoso. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. Edisi Pertama, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1987)

Garner, Bryan A., (Ed.) Black’s Law Dictionary (Second Pocket Edition), 2003 Ismawan, Indra, 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000, Penerbit PT. Elex. Media Komputindo, Jakarta

La Ode Husen. (2009). Negara Hukum, Demokrasi dan Pemisahan Kekuasaan. Makassar: PT. Umitoha Ukhuwah Grafika

Lamintang, P.A.F, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti

Lamintang, 1984. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Sinar Baru. Bandung

M. Natsir Asnawi, Hermeneutika Putusan Hakim, (Yogyakarta: UUI Press, 2014)

Moeljatno, 1987. Asas-asas Hukum Pidana. Bina Aksara, Jakarta

Mulyatno, Pembuktian Terbalik dalam Tindak Pidana Pencucian Uang, Varia Peradilan

Majalah Hukum Tahun ke XXII No 254 Januari 2007, Ikatan Hakim Indonesia IKAHI, Jakarta, 2006

Muladi dain Barda Nawawi Arief, 2005. Teori - teori dan Kebijakan Hukum Pidana. Alumni, Bandung

Muladi, 1990, Proyeksi Hukum Pidana Materiil Indonesia di Masa Datang, Semarang: Universitas Diponegoro

Mulyadi, Lilik, 2007, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana, Bandung: PT. Citra Adtya Bakti

Nanda Agung Dewantoro, Masalah Kebebasan Hakim dalam Menangani Suatu Perkara Pidana (Aksara Persada: Jakarta, Indonesia, 1987)

Peter Gillies (Penyunting: Barda Nawawi Arief), Criminal Law, 1990

Prodjohamdjojo, Martiman, Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997)

Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Mandar Maju, 2009)

Roscoe Pound. “Introduction to the philosophy of law” dalam Romli Atmasasmita, Perbandingan Hukum Pidana. Cet.II, (Bandung: Mandar Maju, 2000)

Romli Atmasasmita, 1995. Kapita Selekta Hukum Pidana dan Kriminologi. Mandar Maju, Bandung

Roeslan Salehlm. “Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana” dua pengertian dalam Hukum Pidana” (Jakarta: Aksara Baru, 1983)

Sholehuddin, 2002. Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana, Ide Dasar Double Track System dan Implementasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta

S.R Sianturi. Asas-asas Hukum Pidana Indonesia dan Penerapannya, Cet.IV, (Jakarta: Alumni Ahaem-Peteheam, 1996)

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 2002)

Sudarto, 1990/1991. Hukum Pidana 1A - 1B. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Sutrisna, I Gusti Bagus, “Peranan Keterangan Ahli dalam Perkara Pidana (Tijauan terhadap Pasal 44 KUHP),” dalam Andi Hamzah (eid.), Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986) Steven Box, Power Crime and Mystification, 1983

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

Unduhan

Diterbitkan

2025-01-19