Pengaruh Penyimpanan Umbi Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Suhu Dingin Terhadap Kualitas Bibit, Pertumbuhan, dan Hasil pada Varietas Bima dan Ilokos
DOI:
https://doi.org/10.33603/.v1i2.1933Abstract
Salah satu masalah produksi bibit bawang merah adalah kerusakan bibit dan berkurangnya bobot
selama penyimpanan. Penyimpanan suhu dingin diperkirakan bisa mengurangi kerusakan dan
meningkatkan kualitas benih bawang merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
metode penyimpanan terhadap kualitas benih, pertumbuhan dan hasil bawang merah. Percobaan disusun
dengan rancangan split plot dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan pertama adalah
varietas yang terdiri dari Bima (V1) dan Ilokos (V2). Perlakuan kedua adalah metode penyimpanan yang
terdiri dari enam perlakuan yaitu penyimpanan konvensional 90 hari (T0), penyimpanan konvensional 75
hari + penyimpanan dingin 15 hari (T1), penyimpanan konvensional 60 hari + penyimpanan dingin 30
hari (T2), penyimpanan konvensional 45 hari + penyimpanan dingin 45 hari (T3), penyimpanan
konvensional 30 hari + penyimpanan dingin 60 hari (T4), penyimpanan konvensional 15 hari +
penyimpanan dingin 75 hari (T5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyimpanan suhu dingin
meningkatkan kualitas benih, pertumbuhan dan hasil produksi bawang merah. Varietas Bima
menunjukkan kualitas, pertumbuhan dan hasil panen lebih baik dari pada varietas Ilokos. Penyimpanan
konvensional 45 hari + dingin 45 hari menunjukkan hasil umbi kering ubinan dan produksi per hektar
tertinggi (9.92 ton/ha).
Kata kunci : Bawang Merah, Penyimpanan, Varietas.
References
Ansar, M. (2012). Pertumbuhan Dan Hasil
Bawang Merah Pada Keragaman
Ketinggian Tempat. Universitas
Gadjah Mada.
Debaene, J. E. P., Goldman, I. L., &
Yandell, B. S. (1999). Postharvest flux
and genotype× environment effects
for onion-induced antiplatelet activity,
pungency, and soluble solids in longday
onion during postharvest cold
storage. Journal of the American
Society for Horticultural Science,
(4), 366–372.
Dinarti, D., Purwoko, B. S., Purwito, A., &
Susila, A. D. (2017). Perbanyakan
tunas mikro pada beberapa umur
simpan umbi dan pembentukan umbi
mikro bawang merah pada dua suhu
ruang kultur. Jurnal Agronomi
Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 39(2), 97–102.
Gardner, F. P., Pearce, R. B., & Mitchell,
R. L. (1991). Fisiologi Tanaman
Budidaya. Jakarta: UI Press.
Jasmi, E. S., & Indradewa, D. (2013).
Pengaruh vernalisasi umbi terhadap
pertumbuhan, hasil, dan pembungaan
bawang merah (Allium Cepa L.
Aggregatum Group) di dataran
rendah. Ilmu Pertanian (Agricultural
Science), 16(1), 42–57.
Justice, O. L., & Bass, L. N. (2002). Prinsip
dan Praktek Penyimpanan Benih.
Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada.
Kementan. (2015). Statistik Produksi
Hortikultura tahun 2014. Jakarta:
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Kuswanto, H. (2003). Teknologi
Pemprosesan, Pengemasan dan
Penyimpanan Benih. Yogyakarta:
Kanisius.
Rahayu, E., & Berlian, N. V. A. (2007).
Bawang Merah. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Saleh, I. (2018). Characteristic and viability
of shallot bulb in different harvesting
time karakteristik dan viabilitas bibit
bawang merah pada waktu panen
berbeda. Jurnal Hexagro. Vol, 2(1),
–35.
Salisbury, F. B., & Ross, C. W. (1995).
Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung:
ITB Press.
Setiyowati, S., Haryanti, S., & Hastuti, R.
B. (2010). Pengaruh perbedaan
konsentrasi pupuk organik cair
tehadap produksi bawang merah
(Allium ascalonicum L). Bioma:
Berkala Ilmiah Biologi, 12(2), 44–48.
Sufyati, Y., Imran, S., & Fikrinda. (2006).
Pengaruh ukuran fisik dan umbi
perlubang terhadap pertumbuhan dan
hasil bawang merah (Allium
ascalonicum L.). J. Floratek, 2, 43–
Sunarjono, H., & Soedomo, P. (1983).
Budidaya Bawang Merah. Bandung:
Sinar Baru.
Sutopo, L. (2010). Teknologi Benih.
Jakarta: Sinar Baru.
Widajati, E., Murniati, E., Palupi, E. R.,
Kartika, T., Suhartanto, R., & Qodir,
A. (2013). Dasar Ilmu dan Teknologi
Benih. Bogor: IPB Press.
Wulandari, Y. (2013). Sukses Bertanam
Bawang Merah Dari Nol Sampai
Akhir. Jakarta: ARC Media.