PERAN SASTRA, INTELEKTUALITAS, DAN POPULARITAS DALAM ESAI 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH KARYA JAMAL D. RAHMAN, DKK

Authors

  • Aji Septiaji Universitas Majalengka, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33603/jt.v6i1.1583

Keywords:

sastra, intelektualitas, popularitas, esai, 33 tokoh sastra paling berpengaruh

Abstract

Karya sastra sebagai karya imajinatif dan monumental hingga memunculkan polemik dan kontroversi, sejatinya hanya memberikan kesan bahwa sastra ada dalam kehidupan dan akan berpengaruh pada aspek yang ada di dalamnya. Sejak lama, sastra diakui sebagai media pembangun kesadaran. Sastra diyakini memiliki fungsi hiburan dan edukasi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman nilai-nilai yang berorientasi terhadap pengembangan kehidupan seseorang, masyarakat, dan bangsa. Sastra memiliki tuntutan bahwa karya yang diberikan harus bernilai dan memiliki tingkat keberpikiran yang sepadan sehingga diharapkan mengembangkan wawasan para pembaca. Dengan adanya sastra, masyarakat mampu menyelami berbagai fenomena yang terjadi dan bisa menghayati dengan prespektif yang berbeda. Pemikiran sastrawan dalam mengolah dan mengelola karya yang begitu apik adalah pertanda bahwa sastra tidak terlepas dari intelektualitas dan kreativitas. Namun, setelah kreativitas dipertunjukkan kemudian timbul peluang yang menuai kontroversi atau polemik maka sastra hadir dan menjelma sebagai popularitas. Setidaknya hal inilah yang terjadi pada esai 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh yang memunculkan hal-hal kontroversi yang akan menuai popularitas dengan tidak menghilangkan keintelektualitasan para penulisnya, seperti Puisi Esai milik Danny JA atau Novel Saman milik Ayu Utami. Intelektualitas dipahami sebagai bakat untuk mempresentasikan dan mengartikulasikan pesan, pandangan, sikap, atau filsafat kepada publik. Sedangkan, popularitas lahir karena intelektualitas yang berkembang dan mampu menembus batas antara realitas dan khayalan si pengarang dengan disertai bukti-bukti nyata yang mampu merangkul masyarakat dari sisi politik, budaya, dan agama. Dengan demikian, karya sastra yang bermutu hanya dapat diciptakan oleh seseorang yang memiliki tingkat intelektual yang memadai.

Author Biography

Aji Septiaji, Universitas Majalengka

Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Majalengka

References

Damono, Sapardi Djoko. (1978). Sosiologi sastra sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Finn, Patrick J. (1993). Helping Children Learn Language Art. New York: Longman.

JA, Danny. (2012). Atas Nama Cinta: Sebuah Puisi Esai. Jakarta: ReneBook.

Lukens, Rebecca. (1999). A critical handbook of children’s literature. New York: Longman.

Rahmanto, B. (1988). Metode pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rahman, Jamal D dkk. (2014). 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Jakarta: Gramedia.

Ratna, Nyoman Kutha. (2003). Paradigma sosiologi sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suherli. (2014). Kreativitas menulis. Yogyakarta: Ombak

Wijaya, Putu. (1973). Telegram. Jakarta: Pustaka Jaya.

Published

2018-10-15

Citation Check