INTERDEPENDENSI ANTARA BAHASA INDONESIA DENGAN IPTEK SEBAGAI PENGHELA PEMBENTUKAN ISTILAH MELALUI MEDIA BAHASA

Authors

  • Agus Wismanto FKIP Universitas PGRI Semarang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33603/jt.v3i1.812

Keywords:

Bahasa Indonesia dan Iptek

Abstract

Kenyataan menunjukkan bahasa Indonesia tidak mempunya perangkat yang cukup, yang secara cermat dapat dirinci perbedaan konsep (Moeliono, 1985: 58) misalnya yang dilambangkan dalam bahasa Inggris. Menurutnya, salah nalar yang mendasarinya merupakan simpulan yang diambil oleh penutur bahwa kata yang diperlukan tidak terdapat dalam kosa kata perbandingan. Dengan kesalahan itu, apa yang tidak dikenalnya adalah diaggap tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.

Dengan memerhatikan hal tersebut, bahasa Indonesia perlu diletakkan dalam bingkai perencanaan bahasa yang lebih matang dan terencana. Bahasa Indonesia diletakkan menjadi penarik/ penghela ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Salah satu yang dapat diwujudkan adalah perencanaan bahasa Indonesia bidang peristilahan (pembentukan istilah). Hal ini disadari sepenuhnya bahwa perubahan bahasa yang sungguh sangat mengemuka dan paling peka terhadap perubahan kehidupan ialah bidang peristilahan. Dan juga sebaliknya, mestilah Iptek mampu menjadi daya dorong sekaligus penghela terbentuknya istilah-istilah bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terdapat kesimpul sebagai berikut: (1) Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Insan Indonesia cerdas diwujudkan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. (2) Bahasa Indonesia tidak hanya sekadar digunakan sebagai bahasa lokal, tetapi mampu berkiprah di dunia internasional dan memberikan masukan serta sinergi positif bagi kemajuan harkat dan martabat umat manusia di dunia. (3) Pembentukan istilah bahasa Indonesia diharapkan mampu mendukung bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan dan teknologi, Dan sebaliknya, Iptek juga mampu menjadi daya dorong dan sekaligus penghela terbentuknya istilah-istilah bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu perlu menjadi perhatian pada pembentukan istilah BI dengan memerhatikan aspek berikut ini (1) BI hendaknya diberi kesempatan membuka diri guna menerima istilah bahasa lain; (2) Peristilahan BI mampu menggambarkan realitas kehidupan serta mengejawantahkan konsep konsep Ipteks;(3) Peristilahan bahasa Indonesia itu tersebarluaskan berbagai media, kegiatan perkamusan tetap digalakkan, dan ketersediaan website dalam internet sebagai bank peristilah.

Author Biography

Agus Wismanto, FKIP Universitas PGRI Semarang

Dosen FKIP Universitas PGRI Semarang

References

Alisjahbana. 2000. “Lima Ciri Perubahan Masyarakat Duniaâ€. Artikel pada Harian Kompas.

Alwi, Hasan. 2003. Politik Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. 2011. Pemberdayaan Bahasa Indonesia Memperkukuh Budaya Bangsa dalam era Globalisasi: Risalah Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta: Kemdikbud.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang: Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud.

Barnhat. C. L. 1967. “Problems in Editing Comersial Monolingual Dictionaries†dalam Householder dan saporta (edit).

Dendi, Sugono. (edit). 2003. Bahasa Indonesia Melalyu Masyarakat Madani. Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bumi Aksara : Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa : Jakarta.

Derap Guru Jawa Tengah-Edisi Nopember 2013, Majalah Organisasi PGRI Jateng.

Fattah, Nanang. 2012. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Kemdikbud. 2013. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2014. Jakarta: Kemdikbud.

Kridalaksana, Harimurti. (Ed) 1991. Masa Lampau Bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai: Kanisus: Jakarta.

Madya, Suwarsih. 2013. Metodologi Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY Press.

Moeliono, Anton M. 1985. Perkembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif di dalam Perencanaan Bahasa. Djambatan: Jakarta.

Putro, R. Haryanto, 1998. Bahasa Indonesia, Iptek, dan Era Globalisasi.Dalam Alwi. Hasan. Dkk. 2000. Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi Risalah. Kongres BI VII. Pusat Pembinaan Bahasa Depdiknas: Jakarta.

Tim Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK: Bahasa Indonesia (2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Kemdikbud. 2013. Model Pengembangan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Majelis Luhur Tamansiswa. 2012. Buku Saku: Tamansiswa Badan Perjuangan Kebudayaan &Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Perguruan Tamansiswa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita diunduh 8 Februari 2015.

Published

2017-11-28

Citation Check