GAMBARAN STATUS SOSIO EKONOMI DENGAN ANGKA KEJADIAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK) DI RSUD WALED

Saskhia Diva Fadillah; Febryanti Purnamasari; Edy Riyanto Bakrie

Authors

Saskhia Diva Fadillah Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon, Indonesia
Febryanti Purnamasari Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon, Indonesia
Edy Riyanto Bakrie Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon, Indonesia

Keywords:

The description, the socioeconomic status

Abstract

LATAR BELAKANG: Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah peradangan telinga tengah karena adanya perforasi membran timpani, serta ditandai dengan keluarnya sekret secara terus-menerus atau berulang selama lebih dari 3 bulan. Angka peristiwa OMSK di negara berkembang sangat tinggi dibandingkan dengan negara maju karena aspek higiene yang kurang, aspek sosio-ekonomi, gizi rendah, kepadatan penduduk, minimnya sarana pelayanan kesehatan, dan masih terdapatnya kesalahpahaman masyarakat terhadap OMSK ini sehingga tidak berobat hingga tuntas. Status sosio-ekonomi adalah salah satu faktor risiko terbesar pada otitis media. METODE: Penelitian ini bersifat deskriptif yang melibatkan 52 pasien OMSK poliklinik THT-KL RSUD Waled RSUD Waled. Data penelitian diperoleh dari kuesioner. HASIL: Berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak terdapat pada tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 18 responden (34,6%), berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa proporsi pasien terbanyak yang tidak bekerja sebanyak 33 responden (63,5%), berdasarkan penghasilan didapatkan bahwa proporsi pasien terbanyak dengan penghasilan < Rp. 2.430.780 sebanyak 51 responden (98,1%), dan berdasarkan status sosio ekonomi pasien OMSK poliklinik THT-KL di RSUD Waled mayoritas adalah pasien dengan sosial ekonomi rendah 38 pasien (73,1%). SIMPULAN: Diketahui status sosio ekonomi pasien OMSK di RSUD Waled.

Kata Kunci: Gambaran, status sosio ekonomi, Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK).

ABSTRACT

BACKGROUND: Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) is a condition where the middle ear becomes inflamed because of a hole in the eardrum. It is identified by the continuous or recurrent discharge of fluids for more than three months. Unfortunately, developing countries experience a higher number of CSOM cases than developed countries because of poor hygiene, socio-economic factors, low nutrition, population density, and lack of health services. Furthermore, there is a lack of public understanding about CSOM, which means people may not seek complete treatment. One of the biggest risk factors for otitis media is socio-economic status. METHODS: A study involving 52 patients with chronic suppurative otitis media (CSOM) was conducted at the ENT polyclinic in Waled Hospital. Data was collected through questionnaires.. RESULTS According to the research, it was found that out of the respondents, 18 patients (34.6%) had attained education up to the elementary school level. Additionally, 33 patients (63.5%) among them were not employed and based on income, 51 patients (98.1%) had an income less than Rp. 2,430,780. The socio-economic status of the patients in the ENT polyclinic at Waled Hospital revealed that the majority of the patients, 38 patients (73.1%), belonged to the low socio-economic group. CONCLUSION: The socioeconomic status of patients with Central Serous Ophthalmopathy (CSOM) at Waled Hospital is established.

References

Soelistijo S. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021. Global Initiative for Asthma. jakarta: PB. PERKENI; 2021..

Sari NN. Hubungan Obesitas Sentral Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II. J Ilm Keperawatan Sai Betik. 2018;14(2):157.

Mayarani, Rahmasari I. Angka Kejadian Penurunan Tajam Penglihatan Akibat Diabetes Mellitus Di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. J sehat masada. 2019;XIII(2):7.

International Diabetes Federation (IDF). International Diabetes Federation Diabetes Atlas 10th edition. Vol. 102, Diabetes Research and Clinical Practice. 2021. 147–148 p.

Moshinsky M. Diabetic retinopathy screening: a short guide. Vol. 13, World Health Organization. EUROPE; 2020. 104–116 p.

Puteri V, Lassie N, Huda MN. Gambaran Karakteristik Pasien Retinopati Diabetik yang Dilakukan Pembedahan Vitrektomi Di RSKM Padang Eye Center Tahun 2019-2020. Sci J. 2022;1(3):175–89.

Maulana D, Sovani I. Pola Rujukan Pasien Retinopati Diabetik Di Pusat Rujukan Tersier Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Indonesia Tahun 2016-2019. 2020;12–26.

Subarkah P. Penerapan Algoritme Klasifikasi Classification And Regression Trees (Cart) Untuk Diagnosis Penyakit Diabetes Retinopathy. MATRIK J Manajemen, Tek Inform dan Rekayasa Komput. 2020;19(2):294–301.

Elvira, Suryawijaya EE. Retinopati Diabetes. Countinuing Med Educ [Internet]. 2019;46(3):220–4.

Reubun RJS, Tamtelatihu CL, Yunita M. Prevalensi Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Klinik Utama Provinsi Maluku. Care J Ilm Ilmu Kesehat. 2022;10(3):366–76.

Pidro A, Pjano M, Grisevic S, Drino V, Gabric K, Biscevic A. Epidemiology of Diabetic Retinopathy at Eye Clinic Svjetlost Sarajevo: Two Years Retrospective Single Center Study. Mater Socio Medica. 2019;31(4):290.

Primaputri A, Irmandha S, Karim M, Hapsari P, Surdan Z, Rismayanti, et al. Hubungan Jenis Retinopati Diabetik dengan Lama Menderita Diabetes Melitus dan Kadar HbA1C. fakumi Med J J Mhs Kedokt. 2022;2(8):359–67.

Manao IL, Hutami HT, Rahmi FL, Saubig AN. The Association Of Diabetes Duration With The Severity Of Diabetic Retinopathy. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro). 2021;10(1):64–8.

Noventi I, Damawiyah S. Faktor Resiko Retinopati Diabetika : a Case – Control. Indones J Heal Sci. 2018;10(2):1.

Wibawa IMS, Budhiastra P, Susila NKN. Karakteristik Pasien Retinopati Diabetik di Rumah Sakit Umum Pusat Sangglah Denpasar Periode April 2016 - April 2017. E-Jurnal Med. 2018;7(11):6–11.

Tallo AS, Andayani A, Manuaba IBP. Karakteristik pasien diabetic retinopathy di Poliklinik Mata RSUP Sanglah periode Januari – Desember 2020. Intisari Sains Medis. 2022;13(2):583–90.

Sari R, Dewi R, Sanuddin M. Pola Retinopati Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan Di RSUD Raden Mattaher Jambi. J Healthc Technol Med. 2019;5(2):287.

Farhani F, Wahab Z, Tursinawati Y. Artikel Penelitian Hubungan antara Kadar HbA1c dan Derajat Retinopati Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. 2023;12(1):15–9.