Perbandingan Teknis Aspal Bakar Dan Aspal Emulsi Sebagai Bahan Pengikat Pada Campuran Perkerasan Jalan

Authors

  • Rusmana Rusmana Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon, Indonesia
  • Martinus Agus Sugiyanto Universitas Swadaya Gunung Djati Cirebon, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33603/jki.v5i3.3794

Abstract

ABSTRAK

Aspal sebagai bahan pengikat sering disesuai dengan sifat-sifat fisiknya,(kelekatan dan kekentalan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Aspal bakar/minyak layak digunakan untuk perkerasan jalan dengan kondisi lalu lintas padat,karena memiliki kemampuan menerima lendutan berulang akibat repetisi beban,tanpa terjadinya kelelehan berupa alur dan retak. kelebihan dari aspal bakar/minyak antara lain : (a) nilai rongga udara terisi aspal (VFA) lebih tinggi, (b) nilai kelelehan (flow) lebih tinggi, dan (c) nilai IRS lebih tinggi. kekurangan dari aspal bakar/minyak antara lain : (a) memiliki nilai stabilitas lebih rendah, (b) nilai rongga antar butiran agregat (VMA) lebih rendah (c) nilai porositas (VIM) lebih rendah, (d) nilai density lebih rendah, dan (e) nilai MQ memiliki lebih rendah. (2) Aspal emulsi layak digunakan untuk perkerasan jalan dengan kondisi lalu lintas ringan, karena kurang memiliki kemampuan menerima lendutan berulang akibat repetisi beban, sehingga mudah retak : kelebihan dari aspal emulsi antara lain : (a) memiliki nilai stabilitas lebih tinggi, (b) nilai rongga antar butiran agregat (VMA) lebih tinggi (c) nilai porositas (VIM) , (d) nilai density lebih tinggi, dan (e) nilai MQ memiliki lebih tinggi. kekurangan dari aspal emulsi  antara lain : (a) nilai rongga udara terisi aspal ((VFA) lebih rendah, (b) nilai kelelehan (flow) lebih rendah, dan (c) nilai IRS lebih rendah.

Kata Kunci :  Aspal Bakar dan Emulsi, Bahan Pengikat Campuran Perkerasan Jalan

 

ABSTRACT

Asphalt as a binder often adapted to their physical properties, (viscosity and viscosity). The results showed that: (1) Asphalt fuel / oil suitable for use in pavement with dense traffic conditions, because it has the ability to accept repeated deflection due to load reps, without the occurrence of melting in the form of grooves and cracks. an excess of bitumen fuel / oil, among others: (a) the value of air cavity filled with asphalt (VFA) is higher, (b) the value of melting (flow) is higher, and (c) higher IRS values. shortage of bitumen fuel / oil, among others: (a) has a value of stability is lower, (b) the value of the cavity between the granular aggregate (VMA) is lower (c) porosity (VIM) lower, (d) the value of density is lower, and (e) have a lower MQ value. (2) Asphalt emulsions suitable for use in pavement by traffic conditions light, because lack the ability to receive a deflection repeatedly due to repetition of the load, so it is easy to crack: an excess of bitumen emulsion, among others: (a) has a value of stability is higher, (b) the cavity between the value of granular aggregate (VMA) higher (c) porosity (VIM), (d) the value of higher density, and (e) have a higher value MQ. shortage of bitumen emulsion, among others: (a) the value of air cavity filled with asphalt ((VFA) lower, (b) the value of melting (flow) is lower, and (c) lower the value of the IRS.
Keywords
         : Asphalt and Emulsion Fuel, Pavement Materials binder mixture

References

Affandi, Furqon. (2009). Sifat Campuran Beraspal Panas Dengan Asbuton Butir. Jurnal Jalan dan Jembatan, vol.26, No.2

Asphalt Institute. 1993. Principle of Construction of Hotmix Asphalt Pavement. (MS-22), Maryland, USA.

AASHTO (1998). Standard Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing.Washington, D.C.

ASTM D.4552-92. Ketentuan Agregat.

ASTM D.5505-94. Persyaratan Bahan Peremaja Berbentuk Emulsi

Badan Standardisasi Nasonal. 2008. Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. SNI 1732 – 1989 – F, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Balitbang Departemen Pekerjaan Umum. (2007). Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan.

Balitbang Departemen Pekerjaan Umum. (2009). ASBUTON.

Hunter RN. 1994. Bituminous Mixtures In Road Construction. 1st edition, Thomas Telford Services Ltd., London, UK.

Iriansyah A.S dan Hermadi M (1996), Penelitian Karakteristik dan Kinerja Campuran Aspal Emulsi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan Bandung.

L.J. Murdock dan K.M. Brook.1979.. Highway Construction and Maintenance. Second Edition, Longman Scientific and Technical.

Mulyono. 1996. Pengaruh Variansi Jenis dan Kadar Filler terhadap Stabilitas, Fleksibilitas dan Tingkat Durasi HRS (Hot Rolled Sheet) Kelas B. Media Teknik No. 3 Tahun XVIII Edisi Nopember, Yogyakarta.

Purwanto, Ragil, dkk. Evaluasi Kinerja Filler Asbuton Dalam Campuran Mortar HRA. Simposium III FSTPT, ISBN no. 979-96241-0-X

Shell Bitumen. 1990. Shell Bitumen Handbook. Published ByShell Bitumen, U.K.

Soeprapto Totomihardjo.1994. Rencana Campuran (Mix Design). Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum

SNI 03-1968-1990. Metode Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar: Pustran Balitbang Pekerjaan Umum.

SNI 03-2417-1991. Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles: Pustran Balitbang Pekerjaan Umum.

SNI 06-2441-1991. Metode Pengujian Berat Jenis Aspal: Pustran Balitbang Pekerjaan Umum.

SNI 1970-2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus: Badan Standarisasi Nasional.

SNI 2490-2008. Cara Uji Kadar Air Dalam Prodnk Minyak dan Bahan Mengandung Aspal Dengan Cara Penyulingan: Badan Standarisasi Nasional.

Suhwadi dan Suhardjo Poertadji. 2005. Analisa Spesifikasi dan Penyusunan Spesifikasi Baru Untuk Campuran Aspal Panas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Bandung.

Sukirman, 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Grafika Mardi Yuana, Bogor.

The Asphalt Institute (1991), Asphalt Cold Mix Manual, Manual Series (MS) No.14, Third Edition, Maryland, USA.

Tjokrodimuljo. 1990. Analisa Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar: Pustran Balitbang Pekerjaan Umum.

Wahyudi, H. 2003. Evaluasi Sifat Marshall dan Nilai Structural Campuran Beton Aspal Yang Menggunakan Bahan Ikat Aspal Periamina Pen 60/70 dan Aspal Esso Pen 60/70: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Yusuf, Dahlan. 2011. Pengaruh Perhaikan Agregat Kasar Bantak Dengan Menggunakan ampuran AC-Base. Yogyakarta: Magister Si stem dan teknik Transportasi Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Published

2020-07-18

Citation Check