PERSEPSI BIROKRAT TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI BERBASIS KELESTARIAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN KUNINGAN

Authors

  • Yoyo Sunaryo Nitiwijaya Dosen Universitas Kuningan

Abstract

Konperensi bumi di Rio de Janero Brazil, mengisyaratkan bahwa umat manusia di dua dekade ke depan akan dihadapkan pada kesulitan memenuhi kebutuhan pokok, karena ketersediaan sumberdaya alam yang semakin berkurang.  Sumberdaya alam yang semakin terbatas, yaitu sumberdaya air, sumberdaya pangan dan energi. Kewaspadaan semua pemangku kepentingan, terutama para pelaku pemerintahan harus sudah mulai melakukan penghematan dalam penggunaan sumberdaya alam tersebut secara bijaksana.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui, seberapa besar persepsi para birorat menyikapi kebijakan pemerintah Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi. Yakni satu-satunya kabupaten di Jawa Barat  yakni menempatkan semua kebijakan pembangunan dengan mengedepankan pelestarian sumberdaya alam. Pemerintah daerah, ulama, cendekiawan dan  tokoh masyarakat, bersepakat mengedepankan pembangunan yang berwawasan lingkungan (sustianemble development). 

Penelitian menggunakan metoda survey, pengumpulan data dibantu dengan penyebaran angket dan diolah secara deskriptif kualitatif. Seberapa banyak data yang terkumpul sebagai tanggapan atas kebijakan tersebut akan disajikan secara jelas dalam bentuk tabulasi. Datanya  bersifat ordinal dan untuk kepentingan analisis juga disajikan dalam bentuk interval, guna memudahkan penyampaian hasil.

Hasilnya menunjukan bahwa semua birokrak di Kabupaten Kuningan, memberikan tanggapan yang positif terhadap kebijaskan pembangunan berkelanjutan. Pemahaman  terhadap pengelolaan kawasan konservasi mengalami peningkatan, perencanaan pembangnan, perijinan kegiatan pembangunan dan pelaksanaan pembangunan sudah berorientasi pada kelestarian lingkungan.  Pengelolaan  kabupaten konservasi, pada umumnya sudah sangat disadari oleh semua pihak dan keterbatasan yang disebabkan oleh tidak memadainya institusi pengelola, rendahnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sangat situasional/kodisioning. Pemahaman birokasi terhadap konsep kabupaten konservasi, masih rendah ditandai dengan terjadinya perubahan fungsi kawasan, klaim yang berujung pada konflik, deforestasi dan degradasi kualitas lingkungan

Kata kunci : Borikrat, pahaman, kebupaten konservasi

References

Ahmad Erani Yustika. 2006. Ekonomi Kelembagaan. Malang: Bayumedia Publishing.

Aliadi, Ant. 2006. Encountering Uncertainty of Law and Policy in Participatory Forest Management Lessons Learned from Dompu and Kuningan Cases. Paper presented in Research Forum on Resiliency and Sustainability in Resources ManagemeBachtiar Chamsyah. 2005. Investasi Sosial. La Tofi Enterprise. Jakarta.

BAPPEDA. 2010. Laporan Tahunan Penyelenggaraan Pembangunan di Kabupaten Kuningan.

-------------- 2007. Rencana Pembangunan Daerah: Sensus Sosial Ekonomi Daerah (SUSEDA). Kuningan, Jawa barat.

Badan Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan. 2009. Laporan Tahun BKBPP Kabupaten Kuningan 2009.

Blaikie, Piers and Brookfield. 2001. -. Human Capital: The Theoritical and Emperical Analysis with Spreial Reference to Education. Chicago: The University of Chicago Press.

rown, Rob. 1979. “Povertyâ€. International Encyclopedia Social Science. Editor Davis L Sill, Vol. XII. Macmilan and Pree Press.

Boeke, J. H. 1945. Economics and Econimic Policy of Dual Societies as Exemplified by Indonesia. I.P.R. New York.

Charles, Both. 1980. Survey of Recent Development. Bulletin of Indonesia Economic Studies.

DaviKoentjaraningrat. 1964. Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta: Bharata.

Korten, David. 1987. Community Management. West Hartfort Connecticut: Kumarian Press.

--------------------. 1984. “Strategic Oganization for People Centered Developmentâ€. Public Administration Review Vol. 40, No. 5.

Li, Tania M. 2002. “Engaging Simplifications: Community-Based Resources Management, Market Processes, and States Agendas in Upland South East Asiaâ€. World Development. 30: 2. pp. 263 – 283.

Meginson, Jenifer Joy Matthews, Paul Banfield. 1993. Human Resourct Depelopment. Alih Bahasa Felicia G. Najoan. Gramedia. Jakrta.

Hayami Y and Ruttan M. 1985. Direction of Agrain Chenge : A View from Villages in the Philipines. The John Hopkins Univercity Press. Baltimore and London.

Iman Sugema, The Next Revolution, paper pada Diskusi Panel Microfinance Revolution: “Future Perspective for Indonesian Marketâ€, Jakarta, 7 Desember 2004.

Koentjaraningrat. 1950. Masyarakat Desa di Indonesia. Bharata, Jakarta.

Nopirin, Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE-Yogyakarta, 1990.

Marquerite S. Robinson, 1993, Beberapa Strategi yang Berhasil Untuk Mengembangkan Bank Pedesaan: Pengalaman dengan Bank Rakyat Indonesia 1970 – 1990, dalam Bunga Rampai Pembiayaan Pertanian Pedesaan, Sugianto (Ed.), Penerbit Institut Bankir Indonesia, Jakarta.

Soerjono Soekamto. 2003. Sosisologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soetomo. 1990. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi dalam Aktivitas Bersama Pembangunan Desa. Fisipol UGM. Yogyakarta.

-----------. 2009. Pembangunan Masyarakat, Merangkai sebuah Kerangka. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Published

2017-02-06