PENGARUH UMUR PANEN DAN KULTIVAR PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP MUTU FISIK BERAS GILING
Abstract
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh interaksi umur panen dengan kultivar padi terhadap mutu fisik beras giling.  Selain itu,  penelitian ini diharapkan dapat menentukan umur panen yang optimum pada masing-masing kultivar sehingga diperoleh mutu fisik (berupa  persentase beras  kepala  dan  rendemen  beras  giling)  yang  paling  tinggi.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Badan Urusan Logistik (Bulog) Kota Cirebon, dan laboratorium Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon, dari  bulan Juni 2005 sampai Agustus 2005.
           Rancangan percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial terdiri dari 10 perlakuan, yaitu : k1u1 (IR-64, umur 100 hss),  k1u2 (IR-64, umur 105 hss), k1u3 (IR-64, umur 110 hss), k1u4 (IR-64, umur 115 hss), k1u5 (IR-64, umur 120 hss), k2u1 (Sintanur, umur 100 hss), k2u2 (Sintanur, umur 105 hss), k2u3 (Sintanur, umur 110 hss), k2u4 (Sintanur, umur 115 hss), dan k2u5 (Sintanur, umur 120 hss). Masing-masing diulang tiga kali.
           Hasil penelitian menunjukkan : (1) Tidak terjadi pengaruh interaksi antara umur panen dan kultivar padi terhadap mutu fisik beras giling (2)  Persentase butir patah minimum pada kultivar IR-64 sebesar 5,09% diperoleh pada umur panen 110 HSS dan pada kultivar Sintanur  sebesar 7,21% diperoleh umur panen 113 HSS, (3) persentase butir kepala maksimum pada kultivar IR-64 82,44% diperoleh pada umur  panen 110 HSS dan pada kultivar Sintanur sebesar 84,07% diperoleh pada umur panen 113 HSS.  Persentase rendemen beras giling maksimum 65,57% pada kultivar  IR-64 diperoleh pada umur panen 110 HSS dan pada kultivar Sintanur  sebesar 66,03% diperoleh pada umur panen 113 HSS, dan (5) Persentase butir kepala dan rendemen beras giling tertinggi  pada kultivar IR-64 diperoleh pada umur panen 110 HSS dan  rendemen tertinggi pada kultivar Sintanur diperoleh pada umur panen 113 HSS.References
Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian RI. 2004. Kebijakan Proteksi dan Promosi Sektor Perta-nian. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Dirjen Pertanian Tanaman Pangan. 1989. Petunjuk Teknis Penanganan Pasca Panen. Direktorat Bina Usaha Petani dan Pengolahan Hasil Tana-man Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Djoko S. Damardjati, R. Mudjisihono, G. Suwargati dan B.H. Siwi. 1982. Evaluasi Mutu Beras Dalam Hubungannya Dengan Keragaman Varietas, Sifat Fisikokimia dan Tingkat Kematangan Biji. Risalah Simpo-sium II Penelitian Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Djoko S. Damardjati dan Tarjat Tjubaryat. 1993. Reflektor Vo. 6 No.1-2. Balai Pene-litian Tanaman Padi Sukamandi.
Partohardjono, 2004. Upaya Agronomis Untuk Meningkatkan Rendemen Giling dan Mutu Beras. Seminar Peranan Litbang Mekanisasi Pertanian. Serpong.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. 2000. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Puslitbang Gizi, Bogor.
Soemardi dan Ridwan Thahir. 1991. Penangan-an Pascapenen Padi. Dalam Edi Soenardjo, Djoko S. Damardjati, dan Mahyuddin Syam (Ed). Padi, Buku 3. Balitbang Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanam-an Pangan, Bogor.
Suismono, Djoko S. Damardjati dan Tarjat Tjubaryat. 1993. Pengaruh Umur Panen Terhadap Sifat Fisikokimia Beberapa Galur Padi Reflektor Vol. 6 No. 1-2. 1993, Balittan Sukamandi.
Suparyono dan Agus Setyono.1993. Padi. Pene-bar Swadaya, Jakarta.
Thahir, R. 2002. Tinjauan Penelitian Peningkat-katkatan Kualitas Beras Melalui Perbaikan Teknologi Penyosohan. Balai Pengembang-an Alsintan. Serpong.