Pemanfaatan Gulma Saliara (Lantana camara L.) sebagai Bioherbisida Pra Tumbuh dan Pengolahan Tanah untuk Pengendalian Gulma di Areal Perkebunan Kelapa Sawit
DOI:
https://doi.org/10.33603/.v1i1.1360Abstract
Bioherbisida menjadi salah satu alternatif pengendalian gulma ramah lingkungan yang
dapat digunakan. Gulma Saliara (Lantana camara) merupakan salah satu gulma dominan di
perkebunan kelapa sawit, gulma ini memiliki aroma yang khas dan mengandung senyawa
alelokimia. Untuk lebih mengoptimalkan pengendalian gulma, dilakukan juga kegiatan
pengolahan tanah yang dianggap sebagai metode preventif. Hal ini dikarenakan pengolahan
tanah dapat memotong biji-biji gulma sehingga gagal berkecambah. Penggunaan bioherbisida
dan pengolahan tanah diharapkan dapat menjadi alternatif pengendalian gulma terbaru yang
lebih efektif dalam mengendalikan gulma secara pra tumbuh. Penelitian ini bertujuan untukÂ
mendapatkan alternatif bahan bioherbisida dan mengetahui efektivitas kegiatan pengolahan
tanah dalam mengendalikan gulma di areal perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di
Kebun Percobaan 2 dan Laboratorium Biologi Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Bekasi, mulai bulan April sampai Mei 2017. Penelitian ini disusun dalam rancangan ancak
lengkap (RAL) faktorial, faktor pertama adalah pengolahan tanah yang terdiri dari A1 (Tanpa
Olah Tanah, TOT) dan A2 (Olah Tanah, OT), faktor kedua adalah pemberian bioherbisida yang
terdiri dari B1 (Pemberian ekstrak) dan B2 (Tanpa memberikan ekstrak). Setiap kombinasi
perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga terdapat 8 unit percobaan. Data dianalisis
menggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji
lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil percobaan menunjukkan bahwa gulma Lantana
camara dapat dijadikan bahan alternatif bioherbisida pra tumbuh untuk pengendalian gulma di
areal perkebunan kelapa sawit. Pengolahan tanah dan pemberian bioherbisida Lantana camara
tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi gulma, jumlah daun dan biomassa gulma. Interaksi
antara kedua faktor terlihat pada parameter jumlah daun minggu kedua. Kombinasi perlakuan
terbaik terdapat pada perlakuan tanpa olah tanah dengan pemberian ekstrak.
References
[BALITBANG] Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Irian
Jaya. Budidaya Padi Sawah Tanpa
Olah Tanah. Lembar Informasi
Pertanian (LIPTAN). Internet.
Diunduh pada 18 Februari 2018.
Tersedia pada
http://pustaka.litbang.pertanian.go
.id/agritek/ppua0127.pdf.
Einhellig FA. 1995. Allelopathy.
Current status ang future goals.
Chapter 1. In: Inderjit, K.M.M
Dakshini, and Einhellig, F.A.
Acs Symposium Series:
Allelopathy Organism, Processes and Aplications. Washington DC :
American Chemical Society.
Prasetyo H, Sofyan Z. 2016.
Pengendalian gulma perkebunan
kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Perkebunan Padang
Halaba, Sumatera Utara. Buletin
Agrohorti. 4(1): 87-93.
Fahn A. l992. Anatomi Tumbuhan.
Jakarta (ID): PT Gramedia
Pustaka Utama.
Junaedi A, Muhammad AC, Kwang
HK. 2006. Perkembangan terkini
kajian alelopati. Jurnal Hayati.
(2): 79-84.
Mirnawati, Ramdhanil P, I Nengah S.
Uji efektivitas daun tahi
ayam (Lantana camara L.)
sebagai herbisida alami terhadap
perkecambahan biji Akasia
Berduri (Acacia nilotica (L.)
Willd. Ex Delile). Natural Science
: Journal of Science and
Technology. 6(2): 116-128.
Rice. (1984). Allelopathy. Basic
Edition. London (UK): Academic
Press Inc.S.
Sari VI. Ekstrak gulma kirinyuh
(Chromolaena odorata) sebagai
bioherbisida pra tumbuh untuk
pengendalian gulma di
perkebunan kelapa sawit. Jurnal
Citra Widya Edukasi. 9(1): 71-79.
Sari VI. Sylvia N. Rufinusta S. 2017.
Bioherbisida pra tumbuh alangalang
(Imperata cylindrica) untuk
pengendalian gulma di
perkebunan kelapa sawit. Jurnal
Citra Widya Edukasi. 3(3): 301308.
Senjaya YA, Wahyu S. 2007. Potensi
ekstrak daun pinus (Pinus
merkusii) sebagai bioherbisida
penghambat perkecambahan
Echinochloa colonum dan
Amaranthus viridis. Jurnal
Perennial. 4(1): 1-5.
Sihombing A, Siti F, Fetmi S. 2012.
Pengaruh alelopati Calopogonium
mucunoides Desv. terhadap
perkecambahan dan pertumbuhan
anakan gulma Asystasia gangetica
(L.) T. Anderson. Biospecies.
(2): 5-11.
Sukman Y, Yakup. 2002. Gulma dan
Teknik Pengendaliannya. Jakarta
(ID): PT. Raja Grafindo Persada.
Yanti M, Indriyanto, Duryat. 2016.
Pengaruh zat alelopatu dari alangalang
terhadap pertumbuhan
semai tiga spesies akasia. Jurnal
Sylva Lestari. 4(2): 27-38.
Wardani RS, Mifbakhuddin, Kiky Y.
Pengaruh konsentrasi
ekstrak daun tembelekan (Lantana
camara) terhadap kematian larva
Aedes Aegypti. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 6(2): 30-38.
Wattimena GA. 1987. Zat Pengatur
Tumbuh. Bogor (ID): PAU
Bioteknologi IPB