Pengaruh Giberelin (GA3) dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
DOI:
https://doi.org/10.33603/.v1i1.1361Abstrak
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditi hortikultura unggulan yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Urin kelinci sebagai pengganti pupuk
kimia diharapkan dapat memenuhi unsur hara makro dan mikro esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman bawang merah dan penggunaan pupuk kimia dikalangan petani maupun industri
perkebunan dapat ditekan. Zat pengatur tumbuh seperti giberelin (GA3) memiliki peran dalam
pertanian modern yaitu dapat meningkatkan hasil dan kualitas umbi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Giberelin dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Bawang Merah Penelitian dilaksanakan di Cirebon - Jawa Barat. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2017. Metode percobaan yang
digunakan yaitu menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
pola faktorial, perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor yang pertama
adalah giberelin yang terdiri dari empat taraf, sedangkan faktor yang kedua adalah urin kelinci
yang terdiri dari tiga taraf. Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi yang nyata antara
giberelin dan urin kelinci terhadap hasil rata-rata jumlah daun 6 MST, dan bobot umbi keringÂ
per petak. Konsentrasi giberelin 50 ppm dengan konsentrasi urin kelinci 175 ml/l yang
menghasilkan rata-rata bobot umbi kering 5,61 kg/petak atau setara dengan 10,19 ton/ha.
Â
Referensi
Asandhi, A.A. dan T. Koestoni. 1990.
Efisiensi Pemupukan Pada Pertanaman Bawang Merah. Bul. Penel. Hort. 19 (1) :
-6.
Asandhi, A.A., Nurtika, A., dan Sumarni, N.
Optimasi Pupuk Dalam Usaha
Tani Bawang Merah di Dataran Rendah.
LEISA.
Direktorat Jenderal Holtikultura. 2005. Road
Map Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Depatemen Pertanian.
Direktorat Jenderal Holtikultura. 2011.
Deskripsi Varietas Bawang Merah.
Jakarta.
Foth, Henry D. 1990. Dasar- Dasar Ilmu
Tanah. UGM. Press. Yogyakarta.
Harjadi, Sri Setyati. 2002. Pengantar
Agronomi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Juwanda, Muhammad. 2011. Pertumbuhan,
Hasil dan Efisiensi Pemupukan Nitrogen
Tanaman Bawang Merah pada
Pemberian Dosis Pupuk Nitrogen serta
Pupuk Kandang Sapi. Universitas
Jenderal Soedirman.
Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Marsono dan Paulus S. 2003. Pupuk Akar,
Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Masnanto, A., 2006. Pengaruh Jarak Tanam
dan Dosis Urea Terhadap Pertumbuhan,
Hasil dan Kualitas Umbi Bibit Bawang
Merah (Allium cepa L. Aggregatum
group). Tesis S2 Sekolah Pascasarjana
UGM Yogyakarta.
Pierre, A. (2001). Possibilities And
Approaches Toward Community
Forestry In Haiti. Pages 101-102 in.
Rahayu, E. dan V.A. N. Berlian. 2004.
Bawang Merah. Bogor: Penebar
Swadaya.
Samadi, B. dan Bambang C. 2003.
Intensifikasi Budidaya Bawang Merah.
Kanisius, Yogyakarta.
Soedomo, R.P. 1992. Uji Adaptasi Dan
Produksi Di Luar Musim Kultivar
Bawang Merah Di Daerah Bogor.
Buletin Penelitian Hortikultura 11(4): 15.
Sri Handayani. 2001. Cara Bertanam Bawang
Sumenep. Trubus No. 46 Tahun ke-4.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Toto Warsa dan Cucu, S.A. 1982. Teknik
Perancangan Percobaan (Rancangan dan
Analisis). Fakultas Pertanian UNPAD,
Bandung.
Wijaya, 2000. Analisis Statistik dengan
Program SPSS 10,0. Alfabeta, Bandung.
Woldetsadik, 2003. Shallot (Allium cepa
varascolonium) Response to Plant
Nutrients and Soil Moisture a Subhumid
Tropical Climate. Thesis
Doctoral Swedish University of
Agricultural Science Alnarp. 28p.