PENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT DAN KONSENTRASI MOL BONGGOL PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

Authors

  • siti wahyuni universitas swadaya gunung jati

Abstract

Kebutuhan bawang merah oleh masyarakat setiap tahunnya terus meningkat tetapi tidak diimbangi dengan produksinya yang semakin menurun. Penurunan produktvitas bawang merah sangat dipengaruhi oleh berbagai permasalahan terutama dalam sistem budidayaya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui interaksi antara kapur dolomit dan MOL fermentasi bonggol pisang teradap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicumL), (2) Untuk mengetahui dosis kapur dolomit dan konsentrasi MOL yang paling baik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang Merah (Allium ascalonicum L), dan (3) Untuk mengetahui korelasi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L). Penelitian ini terdiri atas dua faktor yang akan di ulang empat kali yaitu dosis kapur dolomitD1 = Dolomit 0,0 ton/ha, D2 = Dolomit4,5ton/ha, D3 = Dolomit9,0 ton/ha,D4 = Dolomit13,5ton/ha. Faktor kedua yaitu,MOL bonggol pisangM1 = MOL 0 ml/liter, M2 = MOL 10 ml/liter, M3 = MOL 20 ml/liter, M4 = MOL 30 ml/liter. Metode penelitian yang akan digunakan yaitu meggunakan metode acak lengkap (RAL) pola faktorial. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan Dolomite dan MOL 0 ton/ha dolomite dan 30 ml/liter , 9 ton/ha dolomite dan 20 ml/liter , 9 ton/ha dolomite dan 30 ml/liter,dan 13.5 ton/ha dolomite dan 0 ml/liter , 13.5 ton/ha dolomite dan 10 ml/liter , 13.5 ton/ha dolomite dan 20 ml/liter , 13.5 ton/ha dolomite dan 30 ml/liter berbeda nyata terhadap tinggi tanaman umur 14 HST dan perlakuan Dolomite dan MOL pada perlakuan 4,5 ton/ha dolomite dan 30 ml/liter , 13.5 ton/ha dolomite dan 10 ml/liter, 13.5 ton/ha dolomite dan 20 ml/liter13.5 ton/ha dolomite dan 30 ml/liter berbeda nyata pada bobot umbi segar, sedangkan pada tinggi tanaman umur 28 dan 42 HST, jumlah daun, jumlah umbi dan diameter umbi serta bobot kering pada tanaman bawang merah tidak memberikan perbedaan yang nyata.
Kata kunci: Bawang Merah, Kapur Dolomit, MOL

References

Alfandi & Deden. 2014. Pengaruh Konsentrasi Gibberelin Acid (GA3) MOL Ferementasi Bonggol Pisang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)

Arifin, M., S., Nugroho, A., & Suryanto, A., 2014. Kajian Panjang Tunas Dan Bobot Umbi Bibit Terhadap Produksi Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman. Hal 3 / Vol 9

Dirjen Pertanian Tanaman Pangan. 1983. Petunjuk Teknis Pengapuran dan Penggunaan Legin. Jakarta : Dirjen Pertanian Tanaman Pangan.

Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.

Hanafiah, K., A., 2001. Rancangan Percobaan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Indriani, Y., H. 2005. Pembuatan Kompos Secara Kilat. Jakarta:Penebar Swadaya

Marsono & Sigit, P. 2000. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Jakarta : PT Penebar Swadaya

Lingga, P. & Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Swadaya : Jakarta

Parman S. 2010. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Produksi Tanaman Lobak (Raphanus Sativus L). Anatomi dan Fisiologi. Hal. 2/ Vol. XVIII

Purnomo, D., dkk. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Surakarta Jawa Tengah : UNS Press.

JURNAL LOGIKA, Vol XIX No 1 April 2017 p-ISSN : 1978-2560

http://jurnal.unswagati.ac.id e-ISSN : 2442-5176

Rahayu, E., & Nur. B., VA. 1944. Bawang Merah. Jakarta : PT Penebar Swadaya

Rahayu, E., & Nur. B., VA. 2004. Bawang Merah. Jakarta : PT Penebar Swadaya

Rahayu, E., & Nur. B., VA. 2007. Bawang Merah. Jakarta : PT Penebar Swadaya

Rao. N. S. S. 2010. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan tanaman. Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Salisbury, F., B., & Ross., C.,W.1995.Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB

Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Bawang Merah. : Bandung : CV. Yrama Widya.

Published

2017-06-05