PERBANDINGAN KEBUTUHAN TULANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPATERHADAP BIAYA KONSTRUKSI BERDASARKAN PEMBEBANAN SNI 1726:2012 SERTA SNI 1727:2013 DENGAN PEMBEBANAN SEBELUMNYA
Keywords:
Rawan gempa, peraturan desain SNI terbaru dan sebelumnya, Desain struktur beton bertulang tahan gempa, SNI 1727, 2013, SNI 1726, 2012, SNI 2847, perbandingan kebutuhan tulangan strukturAbstract
Pada tahun 2019 ini, gempa bumi berkekuatan di atas magnitudo 6,0 SR mengguncang beberapa negara di dunia. Setidaknya tercatat ada 6 gempa besar di dunia yang terjadi pada tahun 2019 yakni di Kepulauan Fiji, Papua Nugini, Filipina, Jepang, Peru dan Sulawesi Tengah. Tentunya hal ini mengingatkan kita agar kita harus selalu menggunakan peraturan desain ketahanan struktur tahan gempa yang terbaru di masing-masing negara yang berlaku. Terlebih mengingat Indonesia adalah salah satu negara rawan gempa bumi di dunia yang disebabkan oleh faktor bahwa Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia , dan lempeng Pasifik. Defleksi yang besar pada bangunan gedung bertingkat memiliki peluang yang tinggi terjadi keruntuhan terutama pada bangunan yang berada di wilayah rawan gempa. Hal ini tidak aman dan berpotensi mengakibatkan adanya korban jiwa bagi manusia yang menggunakannya. Hal ini dapat terjadi jika struktur bangunan tersebut didesain dengan tidak mengikuti peraturan-peraturan SNI terbaru desain struktur beton bertulang tahan gempa yang berlaku atau masih menggunakan peraturan desain SNI yang lama yang ternyata sudah tidak relevan lagi untuk menahan beban gempa yang semakin meningkat tersebut. Hal yang paling penting dalam perencanaan struktur tahan gempa tersebut adalah menentukan beban-beban rencana yang bekerja pada struktur tersebut. Pada umumnya struktur bangunan didesain dengan menggunakan acuan peraturan ketahanan gempa yang berlaku saat itu. Walaupun masih dijumpai perencanaan struktur bangunan yang saat ini masih menggunakan peraturan beban gempa dan pembebanan yang lama yang disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan contoh studi kasus gedung beton bertulang 4 lantai yang lokasinya terletak di Kabupaten Cirebon untuk mewakili beban gempa rencana dan dilakukan pemodelan struktur menggunakan bantuan software ETABS versi 2013. Adapun hasil dari penelitian ini dapat dilihat dari perbandingan kebutuhan tulangan balok dan kolom dari sistem gedung beton bertulang tersebut berdasarkan peraturan desain SNI terbaru (SNI 1727:2013, SNI 1726:2012, SNI 2847:2013) dibandingkan dengan hasil desain SNI sebelumnya (SNI 1727-1989, SNI 1726-2002, SNI 03-2847-2002). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa perbandingan total biaya struktur atas jika menggunakan hasil desain SNI 2013 dibandingkan dengan hasil desain SNI 2002 yaitu sebesar -4,30%.References
Asroni A. (1), 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Graha Ilmu : Yogyakarta.
Asroni A. (2), 2010. Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang, Graha Ilmu : Yogyakarta.
Budiono, Bambang, 2011, Studi Komparasi Desain Bangunan Tahan Gempa dengan Menggunakan SNI 03-1726-2002 dan RSNI 03-1726-201x, Penerbit ITB, Bandung.
Cornelis, R. et.al., 2014, “Analisis Perbandingan Gaya Geser Tingkat, Gaya Geser Dasar, Perpindahan Tingkat dan Simpangan Antar Tingkat akibat Beban Gempa berdasarkan Peraturan Gempa SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012â€, Jurnal Teknik Sipil Undana.
CSI, 2013, ETABS Integrated Building Design Software User’s Guide, Computer and Structures,Inc., Berkeley.
Departemen Pekerjaan Umum, 2010, Peta Hazard Gempa Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Faizah, R. 2013. Analisis Gaya Gempa Rencana Pada Struktur Bertingkat Banyak Dengan Metode Dinamik Respon Spektra. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7, Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Imran, Iswandi & Hendrik, Fajar (2010), “Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempaâ€, Bandung : Penerbit ITB
Indarto, H. 2013. Aplikasi SNI Gempa 1726 : 2012 for Dummies. Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang.
Kamaldeep Kaur dan Jaspal Singh .2017. A Review on Comparison of Seismic Behavior of RC Structures Using Various Codes. New Delhi Publishers. DOI: 10.5958/2230-732X.2017.00087.0
Latumantarna, Benjamin. 2008. Perkembangan Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Priscillia Engelin Ester Ticoalu, dkk. 2015. Studi Komparasi Perhitungan Struktur Bangunan dengan Menggunakan SNI 03-2847-2013 dan British Standard 8110-1-1997. Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.10 Oktober 2015 (718-727) ISSN: 2337-6732
Setiawan, Agus. 2016, Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013, Penerbit Erlangga, Jakarta.
SNI 1726:2012, (2012). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI 03-1726-2002, (2002). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional (BSN)
SNI 1727:2013, (2013). Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI 03-1727-1989, (1989). Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI 2847:2013, (2013). Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI 03-2847-2002,(2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional (BSN).
SNI 2052-2017, (2017), Baja Tulangan Beton, Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Steffie Tumilarir, Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-1726-2010, HAKI,Jakarta
Turgeon,Brenda, 2014. Designing Earthquake-Resistant Structures, Purdue University Calumet, Indiana.
Wiryanto Dewobroto, 2013, Komputer Rekayasa Struktur dengan SAP2000, Lumina Press dan Penerbit Dapur Buku, Jakarta.